Kebanyakan hal di dunia ini akan berkurang kalau dibagi, tapi pengetahuan tidak. Pengetahuan justru akan bertambah atau semakin terakumulasi ketika dibagi. Proses saling berbagi pengetahuan atau transfer pengetahuan sudah terjadi sejak awal peradaban manusia. Salah satu karakteristik utama dari pengetahuan adalah penggunaan pengetahuan tidak akan menghabiskan pengetahuan tersebut dan perpindahan pengetahuan tidak akan menghilangkannya. Tetapi pengetahuan berlimpah yang kemampuan penggunaannya terbatas akan mengakibatkan potensi pengetahuan yang hilang begitu saja bila tidak dikelola. Oleh karena itu pengetahuan perlu dikelola dengan manajemen pengetahuan.
Manajemen pengetahuan adalah penciptaan, representasi, penyimpanan, transfer, transformasi, aplikasi, penyematan, dan perlindungan terhadap pengetahuan yang dimiliki oleh suatu organisasi (Alavi dan Leidner 2001). Salah satu proses penting dalam manajemen pengetahuan adalah proses transfer pengetahuan. Secara singkat transfer pengetahuan didefinisikan sebagai proses transmisi berorientasi tujuan dari individu, grup atau suatu organisasi kepada individu, grup atau organisasi yang lain (Weissenberg & Spieth, 2006). Sedangkan menurut Wilkesmann et al. (2007) transfer pengetahuan adalah proses transfer pengetahuan baik yang tacit maupun explicit dalam interaksi di dalam grup.
Sebagaimana definisi di atas, pengetahuan dalam beberapa kajian yang sering dirujuk dapat dibedakan menjadi pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit. Pengetahuan tacit adalah pengetahuan yang bersifat personal, spesifik, sulit diformalisasi, dan sulit dikomunikasikan. Sebagai contoh: pengetahuan tentang pengelolaan inovasi dalam perusahaan. Sedangkan pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang mudah diubah dalam bentuk formal dan bahasa yang sistematis sehingga lebih mudah untuk ditransfer dibandingkan pengetahuan tacit (Nonaka dan Takeuchi, 1995). Contoh pengetahuan eksplisit seperti pengetahuan tentang formula dan peraturan.
Dilihat dari prosesnya, pengetahuan mempunyai tiga komponen. Pertama, proses sosialisasi, externalisasi, kombinasi, dan internalisasi (socialization, externalization, combination, dan internalization/SECI). Kedua, konteks bersama dalam penciptaan pengetahuan. Dan ketiga aset-aset pengetahuan seperti input, output, dan faktor-faktor moderator yang mempengaruhi proses penciptaan nilai (Nonaka, Toyama, dan Konno 2001).
Model konversi pengetahuan yang sudah disebutkan secara singkat di atas secara lebih detail dibagi menjadi empat cara sebagai berikut:
- Tacit Knowledge ke Explicit Knowledge disebut proses Externalization
- Tacit Knowledge ke Tacit Knowledge disebut proses Socialization
- Explicit Knowledge ke Explicit Knowledge; disebut proses Combination
- Explicit Knowledge ke Tacit Knowledge; disebut proses Internalization
Proses berbagi pengetahuan sendiri perlu didukung oleh faktor individual dan organisasional. Faktor individu berpengaruh misalnya ketika anggota suatu grup berpindah ke grup yang lain akan dimungkinkan akan terjadi transfer pengetahuan tacit sebaik pengetahuan eksplisit. Di sisi lain ada pendapat bahwa tidak hanya personal, namun karakteristik organisasi juga penting bagi transfer pengetahuan. Transfer pengetahuan akan berkembang baik jika disertai dengan kontak sosial secara langsung (Wilkesmann, 2007).
Referensi
Alavi, M.; & Leidner, D.E. (2001). Knowledge Management and Knowledge Management Systems: Conceptual Foundation and An Agenda for Research, MIS Quarterly, March 2001, pp. 107-136
Nonaka, I., & Toyama, R., & Konno, N. (2001) SECI, Ba, and Leadership: a Unified Model of Dynamic Knowledge Creation, dalam I. Nonaka dan D. Teece, Managing Industrial Knowledge. London: Sage, pp. 14-29
Nonaka, Ikujiro and Takeuchi, Hiroka (1995). The knowledge- Creating Company: How Japanese Companies Create the Dynamics of Innovation. Oxford: Oxford University Press.
Weissenberg, S., & Spieth, P. (2006). Knowledge transfer: Affected by organisational culture? In Proceeding of International Conference on Knowledge Management (pp.68-75). Kassel University, Germany Wilkesmann, U., Wilkessmann, M., Alfredo, V. 2007. Requirement for Knowledge Transfer in Hospital, Discussion paper, Zentrums Fur Weiterbildung, Universitat Dortmund.
Photo by Christin Hume on Unsplash