Kata “Sosial” dalam istilah “Kewirausahaan Sosial” sering membuat para pelakunya agak lupa bahwa selain mereka harus sukses secara sosial dengan memberi dampak sosial, mereka juga harus sukses secara bisnis. Sebaliknya, ada pula (bahkan mungkin banyak) orang yang mengklaim dirinya sebagai wirausahawan sosial tapi menjalankan bisnis seperti biasanya saja (business as usuals). Berikut kami rangkumkan beberapa tips agar bisa menyeimbangkan antara sukses secara sosial dan sukses secara bisnis.
1. Cobalah Berdampak pada setiap Lini Usaha Sosial Anda
Model Bisnis Anda memiliki potensi untuk memberi dampak positif pada para pekerja Anda, rantai pasokan, konsumen akhir produk/jasa Anda, serta tentu saja melayani kebutuhan masyarakat. Model bisnis Anda perlu dirancang dengan mengaitkan antar dampak (Impact) tersebut yang pada akhirnya akan memperkuat usaha sosial Anda sejak dalam pikiran dan perbuatan. Hal tersebut akan membuat usaha sosial Anda lebih sukses dan memungkinkan Anda untuk tetap serta terus menghasilkan keuntungan.
2. Terus Lakukan Penyadaran Konsumen
Cobalah untuk menghasilkan sebanyak mungkin kesadaran kepada konsumen usaha sosial Anda dengan cara menerima tawaran dukungan dari para ahli dan usaha sosial yang sudah lebih besar. Banyak dari wirausahawan sosial melihat kurangnya kesadaran konsumen sebagai penghalang yang signifikan untuk meningkatkan usaha sosial dan solusi yang mereka tawarkan. Upaya-upaya penyadaran konsumen tersebut harus terus Anda lakukan karena selain akan membuat usaha sosial Anda lebih berdampak dan secara bisnis menguntungkan, hal tersebut juga bertujuan untuk memajukan kepentingan konsumen usaha sosial Anda dan pada akhirnya akan bermuara pada perbaikan kesejahteraan konsumen usaha sosial Anda.
3. Jalin Mitra dari Mana Saja
Membangun kewirausahaan sosial tidak bisa Anda lakukan sendirian. Anda perlu juga rekan satu tim dan tentu saja orang-orang di luar tim Anda untuk dijadikan mitra. Kerjasama dengan pihak lain akan bisa menghasilkan dampak sosial yang lebih besar dan berpeluang menciptakan keamanan finansial. Agar dapat menjalin mintra dari mana saja, Anda dapat melakukan langkah seperti mengidentifikasi pihak yang berpotensi menjadi mitra, mulai melakukan kerjasama, mengevaluasi kerjasama tersebut, dan mencari peluang kerjasama baru.
4. Terus Berusaha untuk Paham Bisnis secara Tajam (Business Savvy)
Bisnis yang punya tujuan sosial seperti yang Anda jalankan tentu saja tetap harus menghasilkan pendapatan, membayar para pekerja, dan memberikan layanan kepada konsumen seperti yang sudah dibahas pada poin-poin sebelumnya. Untuk itu Anda perlu paham bisnis secara tajam. Kevin R. Cope dalam karyanya yang terbit tahun 2012, Seeing the Big Picture: Business Acumen to Build Your Credibility, Career, and Company, mengemukakan bahwa seorang individu yang memiliki ketajaman bisnis memandang bisnis dengan “mentalitas eksekutif”. Orang-orang tersebut memahami bagaimana bagian-bagian dari perusahaan bekerja sama untuk membuat perusahaan tersebut sukses. Orang-orang tersebut juga memahami hal-hal teknis, contohnya bagaimana metrik keuangan seperti margin keuntungan dan arus kas mencerminkan seberapa baik masing-masing bagian yang bergerak dalam perusahaan tersebut melakukan tugasnya. Membuat keputusan bisnis yang tepat didasarkan pada kemampuan tajaam Anda memahami bisnis akan mampu membawa hasil positif untuk misi sosial Anda. Ingatlah bahwa dalam konteks kewirausahaan sosial, keberlanjutan bisnis sangat berpengaruh pada keberlanjutan dampak sosial yang Anda ingin hasilkan.
5. Berbagi Cerita dengan Sesama Wirausahawan Sosial
Jangan takut untuk saling berbagi dengan sesama wirausahawan sosial untuk mencari tahu bagaimana mereka melakukannya. Mentoring atau proses berbagi pengalaman dan pengetahuan dari para ahli dan orang-orang yang berpengalaman pada bidang-bidang yang penting untuk pengembangan usaha sosial Anda. Inti dari mentoring adalah meminta seseorang membantu Anda menemukan jawaban atas pertanyaan Anda baik seputar bisnis maupun pribadi. Sesi pertemuan atau interaksi pada mentoring dilakukan sesuai dengan kebutuhan Anda, dukungan mentoring bisa melalui tatap muka, email maupun telepon. Mentor tidak hanya menyediakan waktu, namun juga akan memperhatikan perkembangan Anda sesuai dengan materi mentoring atau tujuan yang ingin Anda raih dalam aktivitas mentoring.
Image by mohamed Hassan from Pixabay