Mengenal Berbagai Macam Model Bisnis Kewirausahaan Sosial Secara Umum

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp

Model bisnis merupakan dokumen atau strategi yang menguraikan bagaimana suatu bisnis atau organisasi dapat memberikan nilai kepada pelanggannya (Landry, 2020). Sementara itu, menurut Don Debelak yang dikutip oleh Suwatno (2021) mendefinisikan bisnis model sebagai instrumen yang digunakan bisnis untuk menghasilkan pendapatan dan keuntungan. Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa model bisnis merupakan ringkasan mengenai cara perusahaan dalam melayani karyawan dan pelanggannya yang melibatkan strategi maupun implementasinya.

Biasanya, setiap bisnis dapat mengubah model bisnisnya sesuai dengan perubahan pasar agar dapat terus relevan dan sesuai dengan perkembangan atau tren yang sedang berlangsung. Namun, hal tersebut tidak dapat diimplementasikan pada kewirausahaan sosial, sebab kewirausahaan sosial memiliki pedoman yang harus dipegang teguh dan tidak boleh berubah-ubah, yakni visi dan misi sosialnya. Hal tersebut dikarenakan visi dan misi tersebutlah yang menjadi alasan berdirinya kewirausahaan sosial.

Secara umum, pembagian jenis model bisnis kewirausahaan sosial dibagi menjadi 3 (tiga) yang didasarkan pada status komunitas pemanfaatnya (beneficiaries). Adapun jenis model bisnis tersebut adalah sebagai berikut:

1. Model Bisnis Kewirausahaan Sosial tipe Embedded Model

Salah satu ciri dari kewirausahaan sosial yang memiliki tipe ini adalah bahwa dalam model bisnis ini kelompok marginal yang diberdayakan (beneficiaries) adalah segmen konsumen yang membayar layanan/produk dan menghasilkan pendapatan bagi kewirausahaan sosial. Hal tersebut dikarenakan kewirausahaan sosial tersebut menawarkan atau memiliki produk/layanan yang mudah diakses atau lebih terjangkau dibanding dengan alternatif lain yang ada.

Contoh dari model bisnis ini adalah Koperasi Mitra Dhuafa dan Koperasi Kasih Indonesia yang memberikan layanan pinjaman tanpa agunan dengan tarif biaya jasa yang jauh lebih rendah daripada tarif rentenir sehingga akses pinjaman tersebut dapat menekan pengeluaran secara signifikan dan membuat beneficiaries yang tadinya tidak bisa menabung menjadi bisa menabung.

2. Model Bisnis Kewirausahaan Sosial tipe Integrated Model

Ciri utama dari kewirausahaan sosial yang memiliki tipe ini dapat dilihat dari posisi atau status beneficiaries yang termasuk ke dalam bagian sumber daya manusia di usahanya atau merupakan mitra yang mendukung rantai pasok.

Contoh dari model bisnis ini adalah Kopi Tuli yang 100% pemilik dan karyawannya merupakan penyandang disabilitas tuna rungu/teman tuli. Contoh lain, yaitu SOBI atau JAVARA yang bermitra dengan petani kecil sebagai pemasoknya.

3. Model Bisnis Kewirausahaan Sosial tipe Separated Model

Kewirausahaan sosial yang memiliki model bisnis dengan tipe ini memiliki segmen beneficiaries tertentu yang ingin mereka jadikan target sebagai penerima layanan dari program pemberdayaan mereka dan mengupayakan pendapatan dari sumber atau segmen konsumen lain untuk menutupi biaya-biaya pemberdayaan yang diperlukan. Hal tersebut dapat dilakukan karena dengan adanya target atau keberadaan beneficiaries yang jelas membuat segmen yang lain mau mendukung atau menggunakan layanannya. Model seperti ini juga dikenal dengan istilah multi-sided model (Osterwalder, dkk, 2010).

Contoh kewirausahaan sosial yang memiliki model bisnis seperti ini adalah Yayasan Kita Bisa atau kitabisa.com. Platform kitabisa.com memberikan akses kepada segmen yang terkena musibah kehidupan dan komunitas yang ingin mengadakan proyek sosial sebagai beneficiaries-nya dengan cara menggalang dana dari jaringan orang baik yang merupakan segmen pengguna lain sebagai donatur.

Ciri lain dari model bisnis tipe ini adalah adanya pelaporan secara transparan mengenai output capaian dan dampak yang terukur, sebab dalam pelaksanaannya, tipe ini melibatkan beberapa segmen yang berbeda dan lebih luas. Dengan adanya laporan dampak atau pencapaian tersebut, dapat membantu meyakinkan segmen konsumen lain untuk berdonasi atau menggunakan layanannya.

Pemilihan model bisnis bagi kewirausahaan sosial sangatlah penting untuk menghindari dilema prioritas antara profit dan misi sosial. Sebab, misi sosial-lah yang menjadi nilai unggul mereka (unique value proposition). Namun, tidak dapat dipungkiri juga bahwa profit memiliki peran yang sangat penting dalam keberlangsungan suatu bisnis/usaha. Oleh karena itu, profit dan misi sosial pada kewirausahaan sosial merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Referensi:

Haryanti, Dewi Meisari dkk, (2020), Profit Untuk Misi Sosial, UKMC FEB UI, Depok: DBS Foundation.

KabarHarian, (2022), “Bisnis Model: Pengertian, Komponen hingga Contohnya”, https://kumparan.com/kabar-harian/bisnis-model-pengertian-komponen-hingga-contohnya-1xVeG3uiA1n/1, diakses pada 22 April 2024.

Landry, L. (2020). Business Model Innovation: What It Is And Why It’s Important, Northeastern University.

https://www.northeastern.edu/graduate/blog/implementing-business-model innovation/.

More to explorer

Mengenal Jenis Jenis Wirausaha di Indonesia

Sektor wirausaha merupakan salah satu perhatian pemerintah dalam melakukan upaya pembangunan jangka menengah. Hal tersebut dikarenakan adanya wirausaha yang dilakukan oleh masyarakat

Close Menu