Usaha sosial di satu sisi jelas harus bisa memberikan dampak sosial positif yang nyata pada masyarakat, tapi di sisi lain usaha-usaha sosial harus bisa berjalan sebagaimana perusahaan lain pada umumnya. Agar usaha sosial dapat berjalan seperti perusahaan lainnya maka usaha sosial juga memerlukan metode, alat, dan perangkat yang juga digunakan oleh perusahaan komersial. Salah satu hal yang pasti ada dalam setiap perusahaan adalah Manajemen. Berikut kami sampaikan secara ringkas mengenai fungsi-fungsi manajemen yang kami ambil dari tulisan Satrio Sakti Utomo yang dimuat dalam modul Akademi Kewirausahaan Masyarakat FISIPOL UGM.
Layaknya berbisnis pada umumnya, membangun bisnis sosial juga membutuhkan keahlian dan ketrampilan dalam berbisnis. Dalam berbisnis sosial, Anda tidak boleh mengabaikan pendekatan-pendekatan bisnis. Walaupun memiliki tujuan utama mencapai sebuah misi sosial, akan tetapi Anda tidak boleh menomorduakan keuntungan perusahaan karena sebuah perusahaan sosial pun tidak akan tercapai dan berkelanjutan apabila perusahaan tidak mendapatkan keuntungan. Maka dari itu, misi sosial dan mencari keuntungan haruslah seimbang dalam bisnis sosial. Salah satu cara menyeimbangkannya adalah dengan menggunakan fungsi-fungsi manajemen.
Ada 4 fungsi pokok yang harus dilakukan oleh manajer. Fungsi-fungsi itu adalah perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (leading), dan pengawasan (controlling). Berikut adalah penjelasan dari masing-masing fungsi tersebut:
- Perencanaan (Planning)
Tahap perencanaan merupakan tahap awal yang cukup krusial untuk perjalanan bisnis kedepannya. Pada tahap ini, seorang Anda harus menentukan tujuan jangka pendek maupun jangka panjang yang ingin dicapai oleh perusahaan. Tujuan perusahaan dapat dalam bentuk kuantitatif maupun kualitatif. Apabila tujuan sudah ditetapkan, maka tahap selanjutnya adalah menentukan bagaimana strategi yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut. Setelah strategi dirumuskan, selanjutnya Anda harus mengalokasikan sumber daya yang dimiliki untuk menjalankan strategi tersebut.
- Pengorganisasian (Organizing)
Pada tahap ini tugas Anda adalah membentuk tim/organisasi yang tepat untuk melaksanakan rencana yang telah dirumuskan. Tahap ini juga merupakan salah satu proses dari pengalokasian sumber daya, khususnya sumber daya manusia. Manajer menentukan peran atau posisi apa saja yang dibutuhkan dalam organisasi. Posisi tersebut dibentuk dengan memiliki tugas, wewenang, serta tanggung jawab masing-masing serta bagaimana hubungannya dengan posisi lain. Dari banyaknya posisi yang ada dalam organisasi, mereka harus dapat bekerja sama dan kooperatif untuk mencapai tujuan perusahaan.
Dalam melakukan pekerjaan membagi orang-orang ke dalam posisi-posisi ataupun departemen sesuai dengan pekerjaannya, manajer harus bisa merumuskan bagaimana keputusan yang terbaik dalam penggunaan sumber daya manusia yang ada.
Sebagai contoh, apabila Anda memiliki 10 orang anggota tim, maka bagaimana caranya agar 10 orang tersebut dibagi ke dalam pekerjaan-pekerjaan yang berbeda untuk saling bekerja sama mencapai tujuan. Dalam membagi pekerjaan tersebut tentunya juga mempertimbangan karakteristik dan kemampuan dari tiap individu tersebut agar tercapai kinerja yang optimal.
- Pengarahan (Leading)
Ketika pekerjaan-pekerjaan sudah mulai dilakukan oleh tim, maka tugas Anda sebagai seorang manajer adalah untuk mengkomunikasikan visi dari perusahaan. Visi dapat diartikan sebagai pandangan yang jauh tentang akan menjadi seperti apa perusahaan di masa depan nanti. Sebagai contoh, perusahaan yang bergerak di bidang makanan cepat saji dapat membangun visi “menjadi perusahaan makanan cepat saji yang memiliki 1000 outlet di Indonesia pada tahun 2025”.
Pemimpin yang baik harus dapat membagikan visinya secara jelas kepada anggota tim dengan kemampuan komunikasi yang baik sehingga tim kita dapat selalu terinspirasi serta memiliki semangat untuk bersama-sama mencapai tujuan tersebut. Selain visi, yang harus dipahami oleh tim adalah mengenai misi perusahaan. Misi adalah langkah-langkah yang dapat perusahaan lakukan agar tercapainya visi perusahaan.
Pada proses leading inilah leadership mulai teruji. Manajer harus menunjukkan kuasanya, kepribadian, pengaruhnya, hingga keterampilan komunikasinya untuk mengelola invididu serta tim agar selalu bersinergi. Pada praktiknya, kemampuan leading bagi pengusaha sosial yang masih dalam tahap pemula adalah hal yang harus terus menerus diolah dan dikembangkan.
- Pengawasan (Controlling)
Tahap pengawasan ini adalah tahap dimana Anda mulai mengevaluasi bagaimana kinerja tim dalam mencapai tujuan serta target yang telah ditentukan di awal. Apakah pekerjaan sudah dilakukan dengan benar? Apakah indikator keberhasilan sudah tercapai? Apakah misi sosial sudah terselesaikan? Apakah ditemukan kendala dalam pelaksanaan? Jika iya, maka bagaimana solusi yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Seorang manajer dapat mengevaluasi kinerja baik dalam tingkat individu, tim, maupun organisasi secara keseluruhan dengan standar tolak ukur performa tertentu. Hasil dari proses pengawasan ini adalah kemampuan Anda mengukur performa perusahaan bisnis dengan akurat, serta mengembangkan standar-standar baru untuk perusahaan di masa depan.
Keempat fungsi manajemen di atas adalah tanggung jawab yang harus dilakukan manajer dalam berbagai tingkatan, baik dalam perusahaan rintisan maupun besar, organisasi yang mencari keuntungan maupun tidak, perusahaan biasa maupun perusahaan sosial. Seberapa baik keterampilan Anda dalam menjalankan empat fungsi tersebut akan menentukan seberapa efisien dan efektif perusahaan bisnis Anda.
Dalam mengelola perusahaan yang di dalamnya terdapat orang yang berbeda-beda diperlukan tidak hanya keterampilan akan tetapi juga pengalaman. Maka dari itu, untuk mempelajari itu akan lebih baik apabila Anda juga belajar dari orang-orang lain yang sudah lebih berpengalaman secara langsung di bidangnya.
Referensi
Jones, Gareth R., George, Jennifer M. (2016), Contemporary Management, 9th ed, New York: McGraw-Hill Education
LEADERSHIP AND MANAGEMENT IN SOCIAL ENTERPRISES (2017) oleh European Social Entrepreneurs.
Photo by Jo Szczepanska on Unsplash