You are currently viewing Bisnis Sosial Butuh Kanvas Seni, Bukan Senin Harga Naik Apalagi Seniningan

Bisnis Sosial Butuh Kanvas Seni, Bukan Senin Harga Naik Apalagi Seniningan

Usaha atau bisnis sosial pada dasarnya tetap merupakan bisnis meskipun punya tujuan sosial yang kuat. Sebagaimana bisnis pada umumnya, usaha atau bisnis sosial memerlukan model bisnis yang akan dijadikan acuan dalam menjalankan bisnis. Salah satu bentuk model bisnis paling populer saat ini adalah Business Model Canvas (BMC). Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010), Business Model Canvas (BMC) adalah bahasa yang sama dalam sebuah model bisnis untuk menggambarkan, memvisualisasikan, menilai, dan mengubah model bisnis dalam satu lembar canvas. Business Model Canvas memiliki sembilan blok atau elemen, yaitu Customer Segment, Value Proposition, Channels, Customer Relationship, Key Activities, Key Resources, Key Partnership, Revenue Streams, dan Cost Structure.

Menurut telaah dari Ilmi (2019), fungsi Business Model Canvas (BMC) adalah mengambarkan secara sederhana dari 9 elemen penting yang akan diwakili oleh masingmasing kolom dalam 1 halaman atau canvas. Dengan menggunakan satu canvas, terdapat kemudahan dalam membaca dan memahami sebuah model bisnis secara utuh. Untuk konteks bisnis sosial, menurut skema yang disusun oleh Akademi Kewirausahaan Masyarakat (2019), terdapat tiga tambahan blok atau elemen. Ketiga blok atau elemen tambahan tersebut adalah mission, social innovation, dan community reinvestment. Business Model Canvas (BMC) dengan tambahan tiga blok tersebut akan menjadi Social Business Model Canvas (SBMC).

Lebih detailnya, mari kita lihat 12 blok dari Social Business Model Canvas (SBMC), dari skema Akademi Kewirausahaan Masyarakat, yang perlu diketahui para pelaku usaha sosial:

1. Mission

Apa perubahan yang Anda ingin lakukan di dunia? Sebelum memulai, kita dapat menggambarkan dengan jelas terlebih dahulu tentang apa misi sosial yang Anda miliki untuk mengatasi masalah sosial yang ada di masyarakat, khususnya kelompok rentan.

2. Value Proposition

Value proposition adalah nilai khas yang menjadi pembeda produk atau jasa yang Anda tawarkan dengan yang ditawarkan oleh perusahaan lain. Manfaat apa yang akan Anda bawa? Dalam model kanvas bisnis sosial, terdapat dua jenis nilai, yaitu nilai sosial dan nilai komersil. Apa nilai yang terkandung dalam misi sosial Anda? Apa alasan masyarakat harus membeli produk ataupun jasa yang Anda tawarkan dibandingkan dengan perusahaan lain.

3. Social Innovation

Dalam berbisnis, Anda tentu ingin memberikan solusi untuk mengatasi masalah sosial. Untuk dapat melakukannya, yang harus kita pikirkan adalah apa yang membuat solusi Anda memberikan dampak yang lebih efektif dibandingkan solusi-solusi yang sudah ada sebelumnya? Anda harus berpikir bagaimana caranya menerapkan metode, ide, atau produk baru yang inovatif untuk menyelesaikan masalah yang ada.

4. Customer Relationship

Di sini perusahaan juga perlu menentukan jenis hubungan atau pendekatan seperti apa yang akan diciptakan untuk menjaga hubungan dengan pelanggan. Hubungan dengan pelanggan menjadi penting untuk menciptakan kesuksesan dan menjamin keberlangsungannya.

5. Channels

Untuk menyalurkan nilai yang kita tawarkan kepada konsumen, Anda juga membutuhkan media. Ada berbagai saluran komunikasi, distribusi, dan penjualan yang dapat Anda gunakan. Saluran apa saja yang sesuai digunakan untuk menjangkau target bisnis kita? Dari beberapa saluran tersebut, mana saja yang paling efektif?

6. Customer Segmentation

Penentuan segmen dalam bisnis sosial penting untuk Anda tentukan sedari awal. Tujuannya agar Anda tahu persis siapa yang nantinya akan menjadi pengguna produk yang dihasilkan. Anda bisa mengidentifikasi dengan menurunkan nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam bisnis sosial Anda. Berdasarkan hal tersebut, Anda dapat memetakan indikator apa saja yang digunakan untuk menentukan segmen pasar bisnis sosial Anda. Bukan hanya menentukan segmen konsumen akhir produk bisnis sosial Anda, tapi juga individu/institusi yang sekiranya dapat diajak berkolaborasi.

7. Key Activities

Key activities adalah aktivitas penting yang harus dilakukan perusahaan agar bisnis modelnya dapat berjalan dengan baik. Key activities ini nantinya akan bantu memastikan bagaimana nilai yang kita berikan akan memberi dampak kepada pelanggan serta masyarakat secara umum. Apa aktivitas kunci yang harus Anda lakukan?

8. Key Resources

Sebuah bisnis tentu membutuhkan sumber daya kunci untuk dapat beroperasi dengan baik. Sumber daya kunci yang dimaksud beragam macamnya seperti manusia, finansial, fisik, dan juga teknologi. Nah, sumber daya apa yang Anda butuhkan? Apakah Anda perlu mendapatkan dan mengembangkan sumber daya lainnya? Sumber daya apa yang paling penting bagi Anda untuk mencapai kesuksesan?

9. Key Allies

Terkadang kita melihat banyak pengusaha yang perusahaannya bergerak di bidang yang berbeda dari latar belakang pendidikannya. Lalu misalnya, bagaimana jika kita ingin mendirikan perusahaan di bidang pertanian padahal kita tidak pernah menempuh pendidikan pertanian? Anda akan membutuhkan orang, kelompok, atau pihak lain yang terlibat untuk berkolaborasi. Kolaborasi dengan pihak lain ini akan turut serta memberi tambahan nilai bagi bisnis kita. Pihak lain tersebut dapat berperan sebagai

penyandang dana, mitra, pemasok, maupun orang lain yang dapat memengaruhi kesuksesan Anda. Yang perlu dipikirkan selanjutnya adalah bagaimana mekanisme Anda dan mitra akan bekerja sama.

10. Revenue Streams

Pendapatan bisnis sosial Anda yang didapat murni dari penjualan produk barang/jasa. Sama seperti bisnis pada umumnya, bisnis sosial juga perlu menentukan jenis revenue streams apa yang akan dipakai untuk konsumen membayar produk/ jasa Anda.

11. Cost of Delivery

Segala aktivitas dalam perusahaan tentu memerlukan biaya. Apa saja unsur utama biaya yang dibutuhkan untuk dapat melakukan setiap pekerjaan yang ada? Sumber daya dan kegiatan apa yang paling mahal? Dan bagaimana Anda akan mengendalikan berbagai unsur biaya tersebut?

12. Community Reinvestment

Titik ini menekankan bahwa penting bagi perusahaan sosial untuk menciptakan keuntungan agar tetap dapat bertahan dan memenuhi misi sosial yang Anda miliki. Berapa banyak keuntungan yang Anda harapkan setiap tahunnya, serta berapa proporsi yang akan diinvestasikan kembali? Dengan cara seperti apa Anda menginvestasikan atau mengelola kembali keuntungan tersebut untuk mendukung misi organisasi?

Skema dari Akademi Kewirausahaan Masyarakat (2019) tersebut juga memberikan langkah-langkah dalam penyusunan SBMC. Langkah pertama adalah mendeskripsikan misi, inovasi, serta nilai dengan sangat jelas. bisnis yang berhasil biasanya memiliki nilai yang menonjol serta memberikan dampak yang nyata kepada masyarakat.

Setelah deskripsi mengenai misi, inovasi, serta nilainya sudah jelas, maka langkah selanjutnya adalah menjabarkan persoalan mengenai pasar. Ini dapat digambarkan dengan jelas dengan 3 blok yaitu customer relationship, customer benefit, dan channel. Lalu agar misi, nilai, dan inovasi dapat tersalurkan dengan baik ke target pasar maka dibutuhkan mitra, sumber daya, dan aktivitas yang digambarkan dengan jelas pada bagian implementation.

Langkah terakhir, agar bisnis dapat beroperasi secara berkelanjutan dibutuhkan revenue stream yang lebih besar daripada cost structure. Apabila revenue stream lebih kecil daripada cost structure maka keberlangsungan perusahaan akanterhenti. Selagi membahas mengenai keuangan dari perusahaan sosial, ada juga yang perlu diperhitungkan selain pendapatan dan biaya yang berujung pada nilai keuntungan, yaitu tentang rencana investasi berkelanjutan pada komunitas ataupun masyarakat. Investasi ini dilakukan agar kedepannya perusahaan dapat terus berkembang dan memberikan dampak yang lebih besar terhadap masyarakat.

Paparan di atas menunjukan bahwa usaha atau bisnis sosial butuh seni yang dilukiskan dalam kanvas tidak hanya sebagai petunjuk menjalankan bisnis tapi juga sebagai inspirasi dan motivasi untuk lebih bermanfaat. Seninya bisnis sosial adalah SBMC, bukan senin harga naik apalagi seniningan.

Referensi

Akademi Kewirausahaan Masyarakat. Social Business Model Canvas. Dapat diakses di User Dashboard – AKM (akmindonesia.org).

Ilmi, Irfan. 2019. Business Model Canvas pada Social Enterprise di Laz Dompet Dhuafa. Skripsi. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah: Jakarta.

Osterwalder, Alexander dan Pigneur, Yves. 2010. Business Model Generation. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.

Photo by Alvaro Reyes on Unsplash

Leave a Reply