Sebagai orang yang mengikuti media, publikasi, dan kegiatan dari Creative Hub Fisipol UGM, sebagian besar dari Anda pasti sudah tahu apa itu C-HUB. Tapi bagi Anda yang belum tahu dan ingin tahu, tulisan ini akan menjelaskan secara singkat apa itu Creative Hub Fisipol UGM dan manfaat-manfaat apa saja yang bisa Anda dapatkan dari belajar di Creative Hub Fisipol UGM.
C-HUB adalah sebuah ekosistem belajar yang mempertemukan berbagai disiplin untuk mengelaborasi dan mempertajam gagasan-gagasan kreatif yang dapat meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Dengan pendekatan transdisipliner, C-HUB hadir sebagai ruang dialog para generasi muda untuk menciptakan peluang dari tantangan dan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat saat ini. Peluang tersebut dikembangkan dengan spirit kewirausahaan sosial (sociopreneuship) yang telah teruji memberikan dampak sosial sekaligus ekonomi. C-HUB Fisipol UGM hendak menghadirkan pembelajaran baru untuk memfasilitasi lahirnya social entrepreneurs baru yang mampu menjadi katalisator perubahan sosial ke arah yang lebih baik.
Mengutip Bornstein dan Davis (2010) social entrepreneurship merupakan proses atau aktivitas yang dilakukan oleh warga (citizens) untuk menyelesaikan berbagai permasalahan sosial seperti ketimpangan pendapatan, wabah kelaparan, iliterasi, dan korupsi. Dari pengertian tersebut maka seorang wirausahawan sosial bukan sekadar mencari untung (taking profit) semata tetapi ada aktivisme sosial yang inheren dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh wirausahawan sosial. Maka dari itu materi ini hadir untuk memfasilitasi para talent untuk memahami serta menganalisis masalah sosial, mengembangkan solusi permasalahan sosial, dan menerapkan solusi permasalahan sosial tersebut dalam aktivitas atau kegiatan kewirausahaan sosial mereka.
FISIPOL UGM melalui Creative Hub melakukan terobosan kurikulum yang berorientasi pada pengetahuan, skill, jejaring, dan mentalitas innovator sociopreneurship yang mampu menjadi katalisator perubahan sosial ke arah yang lebih baik. Dengan berbasis proses dan outcome, kurikulum dikemas dalam start-up project-based sociopreneurship model untuk isu- isu yang relevan dengan permasalahan sosial, politik, dan tatakelola sumber daya.
Ada dua alasan besar kenapa FISIPOL UGM membentuk Creative Hub. Pertama, ketidaksesuaian antara kompetensi lulusan dengan kebutuhan dunia kerja saat ini, baik dalam segi kuantitas maupun kualitas. Ijazah dan indeks prestasi akademik yang berguna sebagai pembuktian kompetensi seorang sarjana, saat ini bagi beberapa perusahaan hanya bersifat sebagai pelengkap saja. Mereka lebih mengutamakan kemampuan riil yang bersifat portofolio keterlibatan peran dalam sebuah pekerjaan dibandingkan dengan bukti ijazah konvensional. Dampaknya adalah tingginya angka pengangguran terdidik dan banyaknya lulusan yang tidak dapat mengaplikasikan ilmunya dalam dunia kerja (mismatch).
Kedua, produksi pengetahuan yang selama ini dilakukan oleh Perguruan Tinggi belum mampu menjawab tantangan riil yang ada di masyarakat. Pengukuran standar kualitas mutu perguruan tinggi seperti tertera dalam berbagai label (seperti World Class University, Research University, dll) yang selama ini berpaku pada standar akademik yang cenderung kuantitatif (seperti jumlah publikasi, sitasi, dll) belum terbukti berkorelasi positif dengan kemampuannya meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Dan hingga saat ini belum banyak inovasi yang dilakukan, baik perubahan kurikulum, maupun strategi dan metode pembelajaran yang lebih efektif dan lebih sesuai untuk generasi pembelajar masa kini. Hasilnya, begitu banyak lulusan yang tidak mampu bersaing dalam mendapatkan pekerjaan yang diinginkan, mempunyai masa tunggu panjang sebelum mendapatkan pekerjaan, dan yang lebih ironis, dasar keilmuan (hardskill) yang didapatkan di bangku kuliah sama sekali tidak digunakan dalam pekerjaannya.
Program unggulan di C-HUB adalah Talent Pitiching. Program Talent Pitching merupakan sebuah inkubator bagi gagasan-gagasan kreatif yang mempunyai nilai sosial sekaligus potensi bisnis. Program ini mengundang para mahasiswa dan generasi muda pada umumnya yang berminat untuk mengembangkan gagasan-gagasan tersebut menjadi sebuah start-up bisnis berorientasi sosial. Talent terpilih akan mendapatkan beasiswa berupa pendampingan (mentoring) mengenai berbagai materi sociopreneurship yang dikemas dalam kurikulum C-HUB.
Setelah tahu apa itu Creative Hub dan alasanya dibentuk, sekarang kita masuk ke manfaat-manfaat yang dapat Anda peroleh jika Anda belajar di C-HUB sebagai salah satu talent:
1. Memberikan pengetahuan pengelolaan kegiatan sociopreneurship
semangat enterpreneurship di dalam kewirausahaan sosial bisa menjadi salah satu solusi atas tingginya angka pengangguran terdidik yang selama ini menjadi beban ekonomi maupun sosial. Namun, berbeda dengan kewirausahaan pada umumnya yang menekankan pada hitung-hitungan ekonomi, sociopreneur menekankan pada social impact yang mampu memecahkan masalah. Selain itu, gagasan-gagasan dalam sociopreneurship mendekatkan gap antara pengetahuan yang didapat di perguruan tinggi dengan kebutuhaan riil di masyarakat. Sociopreneurship juga mendorong pembangunan ekonomi yang menekankan pada pemerataan kesejahteraan dan keberlanjutan, bukan semata-mata pertumbuhan yang justru cenderung meningkatkan kesenjangan. Menjadi talent di C-HUB memungkinkan Anda untuk mendapat pengetahuan yang cukup dari para mentor yang berasal dari kalangan praktisi maupun akademisi untuk mengelola kewirausahaan sosial.
2. Membantu perluasan jaringan kerjasama dan kemungkinan dukungan dana kepada para talent dalam melakukan kegiatan social entrepreneurship
Jaringan kerjasama dan pendanaan sangat penting dalam membangun kewirausahaan sosial. Di Indonesia, hampir 80% start-up company (perusahaan mula) di Indonesia gagal pada tahun pertamanya. Dua dari banyak faktor yang mengakibatkan kegagalan memulai bisnis tersebut adalah ketiadaan jaringan dan akses pendanaan. Perguruan Tinggi seperti FISIPOL UGM mampu membantu mengatasi kegagalan membangun bisnis melalui inkubator bisnis. C-HUB akan memfasilitasi usaha-usaha yang saling terkait untuk bekerjasama baik antar usaha-usaha tersebut maupun dengan komunitas, masyarakat, pemerintah, dan kampus itu sendiri. Prinsip saling butuh akan tercipta antar-organisasi yang pada akhirnya menghasilkan nilai tambah (value added) dan manfaat ekonomis. C-HUB juga akan membantu talent untuk mendapatkan suntikan dana dari investor dengan beberapa cara misalnya membantu promosi penjualan yang ringkas dan persuasif, membantu menyusun ringkasan bisnis, membantu menguji prototipe kerja (jika yang Anda kembangkan adalah sebuah produk), dan gagasan tentang manfaat sosial.
3. Memberikan manfaat kepada masyarakat luas sebagai penerima manfaat tingkat lanjut
Para pengkaji ilmu sosial-humaniora (dosen dan mahasiswa) memikirkan ulang bahwa ilmu sosial-humaniora adalah juga tentang “penemuan sosial”. Penemuan sosial bisa diartikan sebagai inovasi-inovasi yang sifatnya non-fisik dan bermanfaat kepada masyarakat. Setelah berhasil menemukan penemuan sosial dengan bekerjasama dengan bidang-bidang ilmu lain (Agro, Medika, Saintek, dll) para pengkaji ilmu sosial-humaniora termasuk talent C-HUB harus bisa memanfaatkan pasar bukan dimanfaatkan pasar seperti sebelumnya. Salah satu caranya adalah membuat start-up dari penemuan sosial yang sudah berhasil ditemukan. Start-up yang berasal dari penemuan sosial para dosen ilmu sosial-humaniora ini harus berbeda dari start-up lain. Kalau start-up lain dikendalikan oleh teknologi, maka start-up dari penemuan sosial ini harus mengendalikan teknologi untuk kebermanfaatan bagi masyarakat.