UMKM memang tidak besar, namanya saja Usaha Mikro Kecil dan Menengah, tapi bukan berarti UMKM tidak dapat besar dan menghasilkan. Contohnya pada Oktober 2019 yang lalu, lima penerbit saham di Santara berhasil membagikan dividen kepada para pemodalnya. Di antaranya, ada bisnis Sop Ayam Pak Min, Yamie Panda, Mayasi, Plate O, dan perkebunan durian PT CAM. Menariknya, kelima penerbit saham tersebut adalah UMKM.
Santara sendiri adalah platform Equity Crowdfunding pertama di Indonesia yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. Equity Crowdfunding adalah istilah untuk layanan urun dana melalui penawaran saham berbasis teknologi informasi. Sederhananya. Santara adalah penghubung antara pelaku bisnis UMKM yang ingin mengembangkan usahanya dengan masyarakat yang ingin memiliki bisnis alias menjadi investor.
Bagi pelaku UMKM, melalui Santara Anda bisa mendapatkan pendanaan untuk mengembangkan bisnis Anda dengan cara menawarkan sebagian saham bisnis Anda kepada investor. Tanpa bunga, tanpa denda, cukup bagi dividen hasil usaha saja. Sedangkan bagi Anda yang ingin menjadi investor, Anda dapat berinvestasi membeli saham pada sebuah bisnis dan menikmati passive income dari dividen dari hasil usaha tersebut. Bisnis sudah berjalan dan menguntungkan dan Anda tidak perlu ‘ribet’ ikut mengurus operasional bisnisnya.
Salah satu UMKM yang berhasil membawa keuntungan bagi para investornya melalui skema equity crowdfunding adalah Sop Ayam Pak Min. Usaha sop ayam yang sudah lebih dari setengah abad berjualan sop ayam dengan rasa yang persis sama dengan pendahulunya. Sekarang, Sop Ayam Pak Min sudah berkembang menjadi kuliner yang melegenda dengan 100 lebih cabang di seluruh Indonesia. Profil usaha Sop Ayam Pak Min tersebut juga yang menjadi alasan 10.000 lembar saham dengan total pendanaan Rp1 miliar habis terbeli oleh hanya 167 pemodal melalui platform Santara.
Cerita So Ayam Pak Min di atas menunjukan bahwa berinvestasi di UMKM sangat bisa menguntungan. Untuk Anda yang berminat berinvestasi di UMKM, berikut beberapa tips yang bisa Anda ikuti:
- Pastikan UMKM yang akan Anda beri dana sebagai UMKM yang berkelanjutan. Meski ada banyak bisnis UKM yang cukup menjanjikan, tetapi tidak semuanya mampu berhasil dan bertahan lama. Anda perlu memiliki kejelian untuk melihat perilaku masyarakat, potensi pasar, dan tren yang saat ini sedang berkembang. Beberapa bisnis UKM yang pantas untuk Anda lirik misalnya saja usaha kecil yang memiliki kekhasan daerah atau yang memiliki produk yang kompetitif.
- Sadari tingkat keuntungan berinvestasi di UMKM. Anda tentu saja menginginkan untuk mendapatkan keuntungan yang besar dari setiap dana yang dia investasikan. Namun, ketika Anda menyalurkan dana di bisnis UKM, Anda tidak bisa berharap terlalu banyak dengan keuntungan yang memang tidak banyak. Pada dasarnya, dalam bisnis UMKM, modal yang dibutuhkan juga tidak banyak. Selain itu, keuntungan yang diambil oleh bisnis skala UMKM masih terbilang rendah karena memang menyesuaikan dengan pasar mereka, kelas menengah ke bawah.
- Perhatikan pasar dan pertumbuham UMKM. Seperti yang sudah diterangkan di poin sebelumnya, pasar utama UMKM adalah kelas menengah ke bawah sehingga penjualan yang didapat juga tidak bisa dipastikan dengan nominal yang besar. Tapi pangsa pasar kelas menengah ke bawah menjadi tidak masalah kalau pertumbuhan pasarnya tinggi sehingga keuntungan yang bisa Anda dapat pun meningkat.
- Perhatikan
strategi pemasaran UMKM. Strategi pemasaran menjadi ujung tombak bagaimana
bisnis UMKM bisa maju dan berjalan. Jika strategi pemasaran bagus, maka
penjualan akan meningkat dan mampu bersaing dengan kompetitor lain yang
bergerak di bisnis yang sama.
Berinvestasi di UMKM bisa menjadi alternatif investasi. Apalagi sekarang kesadaran investasi sedang naik. Lihat saja stories atau postingan media sosial teman-teman Anda, banyak yang membahas tentang investasi. Meskipun ya tidak ada grafik hijau atau marah yang bisa Anda unggah ke media sosial kalau berinvestasi di UMKM. Tapi selain bisa dapat untung, postingan media sosial Anda pasti juga menjadi menarik kalau berinvestasi di UMKM, malah mungkin Anda jadi trend setter.
Image by eko pramono from Pixabay