Tahun 2018 sudah kita lewati, banyak hal yang sudah tercapai namun tentu saja ada hal yang belum mampu kita gapai. Itulah yang terjadi juga pada sektor ekonomi kreatif di Indonesia pada tahun 2018 lalu. Tahun lalu berdasarkan data yang dicatat oleh Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF), sektor ekonomi kreatif telah menyumbang 1.105 Triliun Rupiah pada Produk Domestik Bruto Indonesia. Secara lebih rinci Badan Ekonomi Kreatif mencatat sejak 2016, provinsi-provinsi yang menyumbang Produk Domestik Bruto dan provinsi-provinsi penyumbang ekspor eknomi kreatif sebagai berikut:
Yang perlu menjadi catatan adalah masih dominannya provinsi-provinsi di Pulau Jawa baik dalam hal menyumbang untuk Produk Domestik Bruto ekonomi kreatif terlebih lagi dalam hal ekspor ekonomi kreatif. Tentu ini harus menjadi perhatian bersama seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) ekonomi kreatif di Indonesia untuk lebih mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi kreatif di seluruh Indonesia. Data dari Badan Ekonomi Kreatif juga menunjukan bahwa tiga dari lima provinsi penyumbang Produk Domestik Bruto ekonomi kreatif Indonesia selama periode 2014-2018 berada di Pulau Jawa, dua provinsi lainnya adalah Bali (yang lokasinya berdekatan dengan Pulau Jawa) serta Sumatera Utara.
Dilihat dari pertumbuhan per sub-sektor dari ekonomi kreatif di Indonesia data yang dicatat oleh Badan Ekonomi Kreatif (2018) sejak 2016 lalu menunjukan ada empat sub-sektor dengan pertumbuhan tertinggi yaitu sub-sektor Pertelevisian dan Radio yang tumbuh 10,33%, kemudian sub-sektor Film, Animasi, dan Video yang tumbuh 10,09%, lalu sub-sektor Seni Pertunjukan yang tumbuh 9,54%, dan terakhir sub-sektor Desain Komunikasi Visual yang tumbuh 8,98%.
Selanjutnya dilihat dari sisi ekspor, sektor ekonomi kreatif di Indonesia masih menjadikan Amerika Serikat sebagai negara tujuan utama yang mencakup 30,24% dari total ekspor ekonomi kreatif Indonesia sejak tahun 2016 berdasarkan catatan Badan Ekonomi Kreatif (2018) yang kemudian diikuti oleh Jepang sebesar 6,79%, Singapura sebesar 6,14%, Jerman sebesar 4,43%, dan Swiss sebesar 0,45%.
Terdapat tiga sub-sektor yang menjadi penyumbang terbesar ekspor ekonomi kreatif di Indonesia dalam catatan Badan Ekonomi Kreatif (2018) yaitu sub-sektor Fesyen 54,54%, kemudian sub-sektor Kriya 39,01%, dan terakhir sub-sektor Kuliner 6,31%.
Dari tahun 2015 ke 2016 Badan Ekonomi Kreatif (2018) juga mencatat kenaikan ekspor ekonomi kreatif.
Jumlah total usaha yang bergerak di sektor ekonomi kreatif juga cukup banyak, data yang dikumpulkan oleh Badan Ekonomi Kreatif menunjukan ada 8.203.826 usaha yang terlibat dalam sektor ekonomi kreatif di Indonesia.
Ditinjau dari sisi penyerapan tenaga kerja, sektor ekonomi kreatif berdasarkan data dari Badan Ekonomi Kreatif (2018) cukup berhasil menyerap tenaga kerja usia produktif dan juga tenaga kerja perempuan.
Pencapaian sektor ekonomi kreatif di Indonesia pada tahun 2018 utamanya didorong oleh tingginya penetrasi internet dan teknologi digital di Indonesia. Ada 143,26 juta pengguna internet di Indonesia yang 63,5% diantaranya melakukan transaksi online. Selain itu ada 130 juta orang di Indonesia yang mnggunakan media sosial. Hal tersebut selain berhasil meningkatkan pencapaian ekonomi kreatif di Indonesia pada tahun 2018 juga berhasil membuat Indonesia mencatatkan empat start-up sebagai unicorn dari tujuh unicorn yang ada di kawasan Asia Tenggara.
Data-data dari Badan Ekonomi Kreatif yang digunakan dalam tulisan ini bisa diakses di https://t.co/qJJdx4LFyv
Sumber gambar: moondoggiesmusic.com