Gagasan utama kewirausahaan sosial adalah model bisnis sosial dapat membantu perusahaan baru (Start-Up), bisnis yang sudah ada, dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk menjadi perusahaan sosial yang mampu membuat keputusan yang tepat untuk masa depan serta mampu bertahan secara finansial dan menghasilkan dampak sosial yang berkelanjutan. Gagasan ini mengandung konsekuensi yang membuat wirausahawan sosial harus bertujuan untuk melihat lebih jauh dari sekadar memberikan satu produk atau layanan untuk membantu menyelesaikan masalah lokal. Secara lebih rinci kewirausahaan sosial membutuhkan kontribusi yang berdampak lebih luas pada masyarakat, proses produksi yang berkelanjutan dan dapat diterima secara sosial, serta keuntungan yang berkontribusi atau diinvestasikan kembali dengan cara yang bertanggung jawab.
Untuk menghasilkan dampak seperti itu, perusahaan sosial harus menggunakan pendekatan integral dan dilibatkan dengan organisasi lain. Untuk memberikan dampak, bukan hanya ukuran organisasi yang penting, tetapi juga ukuran jaringan di mana organisasi itu berpartisipasi. Dengan kata lain, mengembangkan kewirausahaan sosial tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja tapi semua stakeholders yang berkaitan harus dilibatkan. Harus diakui membangun, mengembangkan, dan menerapkan kewirausahaan sosial memang lebih mudah diucapkan daripada dilakukan.
Pengusaha sosial menghadapi banyak kendala dan tantangan, termasuk jenis badan hukum apa yang mereka pilih untuk diadopsi, akses terbatas ke keuangan, biaya yang lebih tinggi, dll. Hal-hal tersebut membatasi potensi mereka untuk menghasilkan dampak sosial dan ekonomi yang luas dan berkelanjutan. Dengan berbagai hambatan dan kesulitan yang dihadapi para pelaku kewirausahaan sosial sampai saat ini mungkin terlalu dini untuk menyatakan bahwa kewirausahaan sosial adalah katalisator transisi menuju ekonomi inklusif, tetapi bagaimanapun juga hal ini harus tetap menjadi tujuan utama kewirausahaan sosial.
Menyadari pentingnya sinergi berbagai pihak dalam mengembangkan kewirausahaan sosial, berikut kami berikan rekomendasi beberapa kebijakan atau langkah yang bisa diambil oleh pihak-pihak yang terlibat dalam pengembangan kewirausahaan sosial yang berfokus pada lima topik: komitmen politik, pengukuran dampak sosial, katalis untuk transformasi ekonomi, model bisnis sosial dan agen perubahan.
Pertama, kewirausahaan sosial hanya dapat berhasil jika ada komitmen politik. Penting diingat bahwa komitmen politik dari pemerintah dalam mengembangan kewirausahaan sosial jangan sampai digunakan untuk menutupi pemotongan dalam pengeluaran publik, tetapi untuk mempromosikan kesetaraan, partisipasi warga negara yang lebih besar dalam perekonomian, dan sektor produktif skala mikro, kecil, dan menengah. Ini berarti paket insentif tidak hanya termasuk pengadaan publik, perpajakan, juga legalitas, tetapi juga regulasi sektor keuangan dan perubahan dalam hukum perusahaan untuk mengurangi penekanan pada memaksimalkan keuntungan jangka pendek.
Kedua, agar usaha sosial berhasil, wiraushawan sosial perlu mengukur dampak sosialnya, jika tidak mereka tidak dapat belajar bagaimana meningkatkannya. Namun, banyak wirausahawan sosial masih belum mengukur dampaknya, padahal mereka sendiri yang menyatakan bahwa dampak sosial adalah alasan mereka terlibat dalam kewirausahaan sosial. Mengintegrasikan pengukuran dampak sosial dalam organisasi dan bersikap transparan tentang hal itu adalah kunci untuk menjadi lebih berpengaruh.
Ketiga, untuk model bisnis sosial. Seharusnya ada lebih banyak penekanan pada model apa yang dapat digunakan perusahaan sosial untuk menyeimbangkan misi sosial mereka dengan kebutuhan mereka akan stabilitas keuangan. Model bisnis seperti itu juga harus mengintegrasikan cara-cara agar layanan dan produk dapat dipasok secara berkelanjutan, dibayar dengan upah yang layak, dan kerusakan lingkungan dihindari.
Keempat, yang dapat membantu wirausahawan sosial untuk menjadi agen perubahan nyata hanyalah pengukuran dampak sosial yang lebih baik dan menggunakan model bisnis sosial yang lebih komprehensif. Seharusnya ada fokus yang lebih besar dalam mempromosikan perusahaan sosial sebagai pengubah permainan pada tingkat yang lebih makroekonomi. Memang ada banyak tantangan, untuk itu diperlukan pemahaman yang lebih mengenai potensi kewirausahaan sosial untuk membawa perubahan ekonomi.Kelima, rekomendasi-rekomendasi yang sudah disebutkan menimbulkan pertanyaan penting yang harus dijawab. Apakah kewirausahaan sosial harus menjadi alat transisi yang harus menjadi bagian integral dari melakukan bisnis atau lebih dipromosikan sebagai entitas yang terpisah dengan lembaganya sendiri?