Yogyakarta, 22 Oktober 2024 – Creative Hub Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM) sukses menyelenggarakan acara Final Talent Pitching 2024, yang merupakan rangkaian akhir dari Program Inkubasi Bisnis Sosial 2024. Acara ini merupakan acara tahunan yang mempertemukan mahasiswa-mahasiswa UGM maupun freshgraduate yang memiliki ide inovasi sosial, baik yang sudah berjalan maupun yang masih dalam bentuk konsep. Sebelum sampai pada acara Final Talent Pitching, para talent telah melalui proses mentoring dan workshop intensif selama empat bulan terakhir.
Pada acara tersebut, para talent diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil pengembangan ide bisnis sosial mereka di hadapan para juri dan stakeholder yang hadir. Adapun dewan juri yang turut hadir dalam acara tersebut adalah Bapak Rohmat Puji Purnomo, Senior Manager Program Pertamina Foundation; Bapak Dr. Hempri Suyatna, S.Sos, M.Si, Sekretaris Direktorat Kemahasiswaan UGM; dan Ibu Aliva Zein, Program Manager Ruang 412.
Acara tersebut dimulai dengan sambutan pertama yang disampaikan oleh Prof. Dr. Poppy Sulistyaning Winanti, S.IP., M.P.P. selaku Wakil Dekan bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fisipol UGM dan dilanjutkan dengan sambutan oleh Mas Masageng Widagdhaprasana, S.I.P., MMktg.Comm. selaku Direktur CHUB 2024. Baik Bu Poppy maupun Mas Widas sama-sama mengharapkan kegiatan Talent Pitching ini dapat mendorong mahasiswa agar lebih peka terhadap isu-isu sosial yang terjadi di sekitar mereka dan mampu mengembangkan solusi bisnis yang berkelanjutan.
Kemudian acara dilanjutkan dengan pemaparan dari para talent terkait bisnis sosial yang telah dijalankan atau direncanakan. Pemaparan diawali oleh Tim dari Virtue Gift Giving for All yang merupakan bisnis mentai cake. Bisnis tersebut terinspirasi dari makanan-makanan Jepang dan telah berjalan selama tiga tahun terakhir sejak pandemi Covid-19. Rata-rata penjualan virtuegift atau yang juga dikenal dengan food by Nio per bulannya sebanyak 150 mentai cake dengan 50% customer yang melakukan pembelian ulang.
Selanjutnya, pemaparan kedua disampaikan oleh Tim IKKO yang merupakan bisnis sosial berupa pengembangan pupuk cair yang terbuat dari limbah darah hewan ternak, seperti sapi atau kambing. IKKO sendiri hadir sebagai respons terhadap tantangan serius yang dihadapi oleh para petani saat ini, yaitu penggunaan pupuk kimia secara konstan yang menyebabkan penurunan kualitas tanah. Hasil olahan limbah darah sapi dikemas dalam bentuk 20 liter pupuk cair yang siap digunakan.
Pemaparan ketiga disampaikan oleh Tim Difafriends. Difafriends mengusung inovasi penyediaan platform digital yang menghubungkan para pendidik, orang tua, terapis, dan masyarakat umum dalam sebuah ekosistem pendukung yang holistik guna memberikan akses pendidikan, informasi, dan sumber daya kepada anak-anak berkebutuhan khusus agar dapat berkembang secara optimal. Hingga saat ini, Difafriends sudah berjalan selama tiga tahun dan berhasil melayani 1000 guru dan orang tua, serta berhasil memperluas pengembangan bisnisnya hingga ke daerah Jawa Tengah.
Pemaparan keempat disampaikan oleh Tim STB Pellet yang mengusung inovasi dan program untuk mengatasi bahaya limbah industri (sampah) di wilayah Madiun, Jawa Timur. Adapun program yang dilakukan oleh Tim STB Pellet adalah dengan melakukan daur ulang limbah tebu dan limbah sampah organik menjadi produk energi terbarukan baru berupa pelet energi. Per hari ini, total jumlah limbah industri yang berhasil diolah oleh STB Pellet menjadi produk biomassa sebanyak 374.000 kg dan berhasil memperoleh 72 transaksi dalam 6 bulan dengan total revenue yang dihasilkan sebanyak Rp596.350.000.
Pemaparan terakhir ditutup oleh Tim Vontripo yang merupakan bisnis sosial pengembangan pariwisata berbasis komunitas atau Community Based Tourism (CBT), sebagai respons terhadap dominasi pembangunan pariwisata yang berfokus pada infrastruktur fisik. Vontripo sendiri merupakan gabungan dari dua kata, yaitu volunteer dan tourism yang mengandung arti sebuah kegiatan pariwisata namun dengan menjadi sukarelawan. Vontripo sendiri mengusung konsep pemberdayaan dan pengembangan pariwisata berbasis masyarakat. Saat ini, Vontripo sudah berhasil melaksanakan empowering trip sebanyak lima kali dengan desa wisata yang berbeda-beda, yakni Desa Balerante, Desa Tibayan, Desa Gari, Desa Kahuman, dan Desa Krikilan.
Dengan adanya acara ini diharapkan dapat mendorong mahasiswa untuk terus berinovasi dan memiliki minat terhadap bisnis sosial guna membantu menyelesaikan masalah sosial yang terjadi di sekitar. Selain itu, dengan adanya acara ini juga diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi para talent untuk membangun jejaring dengan pelaku industri, membuka peluang kolaborasi, hingga potensi investasi bagi proyek mereka.