Budaya organisasi menjadi salah satu sudut pandang yang dapat Anda gunakan untuk mengembangkan usaha sosial Anda. Secara sederhana, budaya organisasi didefiniskan sebagai norma-norma, nilai, asumsi, kepercayaan, kebiasaan yang dibuat dalam suatu organisasi dan disetujui oleh semua anggota organisasi sebagai pedoman atau acuan dalam organisasi dalam melakukan aktivitasnya baik yang diperuntukkan bagi karyawan maupun untuk kepentingan orang lain.
Rivai (2003) dalam telaahnya menyebutkan beberapa fungsi budaya organisasi yaitu:
- Budaya mempunyai suatu peran menetapkan tapal batas, artinya budaya menciptakan perbedaan yang jelas antara satu organisasi dengan organisasi yang lain.
- Budaya memberikan identitas bagi anggota organisasi. Artinya setiap anggota organisasi mempunyai sikap dan kepribadian serta watak tersendiri sesuai dengan ruang lingkup organisasinya masing-masing.
- Budaya mempermudah timbulnya komitmen yang lebih luas dan pada kepentingan individu. Artinya dengan budaya organisasi para individu mempunyai kesempatan dalam mengoptimalkan kapasitas dan pemikirannya demi tujuan organisasi.
- Budaya meningkatkan kemantapan sistem sosial. Artinya suatu sistem sosial akan sangat dipengaruhi oleh budaya yang berlaku.
- Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku karyawan. Artinya perilaku karyawan sangat dipengaruhi oleh budaya organisasi di mana ia berada.
Kaitannya dengan pengembangan usaha sosial Anda, seringkali Anda perlu melakukan perubahan terhadap budaya organisasi Anda agar menjadi lebih inovatif dari waktu ke waktu. Martins & Terblanche (2003) memberikan gambaran awal yang bisa Anda gunakan untuk meningkatkan pemahaman tentang variabel-variabel yang mempengaruhi dimensi budaya inovasi. Variabel-variabel tersebut adalah:
Strategi
menunjukkan bahwa misi dan visi, ketika didefinisikan dengan baik, mempengaruhi penciptaan budaya yang kuat, membimbing perilaku dan tindakan aktor organisasi. Prinsip-prinsip yang jelas memudahkan pemahaman mereka yang terlibat dalam organisasi, membuat mereka berjalan ke arah yang sama. Tujuan dan sasaran organisasi mengekspresikan nilai-nilai organisasi dan dapat mendorong atau menghalangi inovasi. Inovasi terjadi dalam organisasi dengan misi dan visi yang berfokus pada klien, proses manajemen, kepemimpinan dan mekanisme pendukung (Martins & Terblanche, 2003).
Struktur
Struktur organisasi didefinisikan sebagai jumlah bagian-bagian yang berbeda dari suatu bisnis. Beberapa organisasi mengakui bahwa kelompok yang berbeda bertindak dengan cara yang tidak biasa, menghalangi perkembangan inovasi. Ukuran organisasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi struktur dan proses inovasi. Organisasi besar memiliki beberapa keuntungan, seperti ketersediaan sumber daya yang lebih besar. Namun, mereka mungkin lebih birokratis, kurang fleksibel, dan menjadi lebih resisten terhadap perubahan (Martins & Terblanche, 2003).
Mekanisme Pendukung
Mekanisme pendukung harus memadukan budaya organisasi untuk menciptakan lingkungan dan kondisi yang mampu mendorong kreativitas dan inovasi (Martins &Terblanche, 2003). Penghargaan dan pengakuan, serta informasi dan kreativitas adalah mekanisme yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut. Budaya organisasi yang mendorong kreativitas dan inovasi harus memungkinkan fleksibilitas waktu sehingga karyawan mendapat banyak waktu untuk mencari inspirasi dan kreativitas mereka menjadi lebih terasah. Selain itu, Teknologi Informasi adalah fitur yang dapat digunakan sebagai mekanisme pendukung untuk inovasi kinerja yang menguntungkan (Martins & Terblanche, 2003).
Perilaku yang Mendorong Inovasi
Toleransi kesalahan sangat penting dalam pengembangan budaya organisasi yang bertujuan untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi. Menghargai keberhasilan dan mengenali serta merayakan kegagalan mampu membuat orang-orang belajar dari kesalahan. Ketika karyawan didorong untuk menghasilkan ide-ide baru tanpa dirugikan, maka akan ada inisiatif dari mereka untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi. Dengan demikian, mereka merasa dikelilingi oleh atmosfer tanggung jawab untuk selalu lebih inovatif setia harinya (Martins & Terblanche, 2003).
Komunikasi
Budaya organisasi yang menyajikan komunikasi yang jelas, berdasarkan kepercayaan, memiliki pengaruh positif pada kreativitas dan pengembangan inovasi. Merasa percaya diri dan aman secara emosional dalam organisasi, karyawan dapat “menyimpang” di beberapa titik, memungkinkan kemungkinan-kemungkinan baru itu dikandung dengan cara yang kreatif dan inovatif. Ini terjadi ketika para pemangku kepentingan dalam usaha sosial Anda menggunakan komunikasi terbuka (Martins & Terblanche, 2003). Karyawan bertindak secara kreatif dan inovatif ketika mereka merasa aman secara emosional. Dengan demikian, mereka harus saling mempercayai satu sama lain, dan satu-satunya cara untuk mencapai hal tersebut adalah melalui komunikasi terbuka (Martins & Terblanche, 2003).
Pada akhirnya, selamat dan semangat berinovasi kawan-kawan semua!
Referensi
Martins, E. C., & Terblanche, F. (2003). Building organisational culture that stimulates creativity and innovation. European Journal of Innovation Management, 6(1), 64–74. https://doi.org/10.1108/14601060310456337
Rivai, Veitzal. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan: dari Teori ke Praktik. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Photo by Austin Distel on Unsplash