You are currently viewing Pro dan Kontra Ruang Kerja Bersama

Pro dan Kontra Ruang Kerja Bersama

Beberapa tahun terakhir, bekerja di co-working space menjadi tren yang cukup digemari. Co-working space adalah sebuah konsep kantor atau ruang kerja yang dapat digunakan oleh beberapa komunitas maupun perusahaan yang berbeda dalam waktu bersamaan. Konsep ruang kerja bersama ini memungkinkan kamu untuk berkolaborasi bersama orang-orang yang bekerja dalam bidang yang sama. Menurut sejarah, ruang kerja bersama ini mulai dirintis pertama kali di San Fransisco, Amerika Serikat, pada tahun 2005. Brad Neuberg, seorang ahli perangkat lunak senior, adalah orang yang pertama kali mencetuskan ide mengenai ruang kerja ini. Pada awalnya, ruang kerja bersama ini menyasar para pegawai atau karyawan freelance yang bekerja secara mobile atau tidak terikat tempat.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Diane-Gabrielle Trembay di Prancis menemukan faktor-faktor utama yang membuat tempat tersebut menarik dan berhasil. Pertama, co-working space harus merupakan tempat ketiga yang bersifat netral (bukan rumah maupun kantor), terbuka bagi semua, memiliki akses bebas dan tak terbatas (terutama dalam melakukan berbagai kegiatan). Kedua, tempat tersebut haruslah menciptakan ruangan bersama untuk berkolaborasi antar pekerja yang bekerja di ruangan tersebut. Dengan kata lain, co-working space harus dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan “perkantoran” seperti mesin cetak atau fotokopi yang memadai.

Ketiga, tempat tersebut harus membantu perluasan jaringan sehingga para pekerja dapat mengembangkan kerja sama profesional. Beberapa co-working space mempekerjakan fasilitator yang bertugas secara spesifik memastikan penggunanya mengenal satu sama lain dan kemungkinan bekerja bersama-sama dalam suatu proyek. Selanjutnya, penelitian tersebut juga menyatakan pentingnya keberadaan akses finansial, peralatan, dan tenaga kerja, terutama yang mendukung keaktifan. Ruang kerja bersama yang dibangun tanpa hal-hal tadi lebih kecil kemungkinannya dapat mendukung kegiatan berbagi pengetahuan, kolaborasi, dan bahkan kesinambungan dari ruang kerja bersama itu sendiri.

Ditilik dari sudut pandang psikologi, mengerjakan tugas kampus atau kantor di co-working space bisa menstimulus otak kita untuk fokus. Kehadiran orang-orang di kafe yang juga sibuk di depan laptop meningkatkan performa diri untuk bekerja lebih keras. Kemudian kebisingan pada level moderat yang ada di co-working space seperti bunyi jari-jari yang mengetik justru dapat meningkatkan kreativitas dan efektivitas dalam berpikir. Pencahayaan yang tepat di co-working space secara psikologis juga dapat meningkatkan mood untuk bekerja. Terakhir, ilustrasi-ilutrasi menarik yang sering menghiasi dinding-dinding di co-working space juga desain kursi, meja, dan penataan ruang yang estetik membantu para pekerja untuk menyegarkan otaknya ketika bekerja di tempat tersebut.

Meskipun menjadi tren, keberadaan co-working space bukan tanpa kritik. Penelitian yang dilansir dari Entrepreneur.com (9/1/2019) menunjukkan bahwa kantor-kantor semacam itu menghasilkan 73 persen interaksi tatap muka yang lebih sedikit, dan 67 persen peningkatan interaksi melalui email. Semua suara yang mengganggu dari kantor terbuka menyebabkan karyawan tidak menggunakan headphone mereka ketika bekerja; dan mereka terpaksa mengirimkan pertanyaan mereka kepada kolega melalui email alih-alih berdiri di depan mereka karena kurangnya privasi.

Kajian yang dilakukan oleh Fajri Siregar menunjukan bahwa co-working space yang didukung oleh dana venture capital biasanya lebih maju dalam perencanaan bisnis mereka. Hal ini mengkompensasi ketidakmampuan mereka untuk menjangkau pekerja dan komunitas kreatif yang ada. Perbedaan antara co-working space yang didukung investor dan yang tumbuh dari komunitas kadang menciptakan jarak antara para coworking space ini. Ada perbedaan persepsi dan prinsip di dalamnya, meski kolaborasi menjadi tumpuan mereka dalam mengelola sektor yang masih sangat muda ini. Ruang-ruang ini juga berpotensi menjadi sumber ketimpangan digital. Seperti telah dibahas oleh beberapa penulis, ruang-ruang kerja bersama ini bisa menjadi ruang-ruang “wirausahawan digital yang terisolasi” tanpa hubungan yang nyata dengan sektor-sektor lain. Dalam konteks ini, coworking space bisa jadi justru memperparah ketimpangan yang sudah lama terlihat dalam hal infrastruktur, akses, dan peluang.

Sumber gambar: cohive.space

Leave a Reply